Senin, 18 Juni 2012

Angkutan Di MADURA



Pick up Madura

Aku adalah kendaraan serba guna.Bisa dugunakan mengangkut saja.Mulai dari kambing ,sapi,sayuran,juga manusia .Nyaman lho !

Kamu bisa duduk selonjor kaki atau rebahan jika penumpang sudah berkurang.Ongkosnya pun murah.Tergantung jauh dekatnya tujuan kamu.

Pick up Madura
I am a versatile vehicle. Can be used for transporting anything. Starting from the goats, cattle, vegetables, and of men. Comfortable, you know!
You can sit or lie down if selonjor foot passengers has been reduced. The cost was cheap. Depending on your destination much nearby.

Budaya Carok Madura


Budaya Carok Di Pulau Madura - Carok adalah tradisi pembunuhan karena alasan tertentu yang berkaitan dengan harga diri dan kemudian diikuti oleh antar kelompok atau antar-klan menggunakan senjata (biasanya celurit).

Tidak ada peraturan resmi dalam pertarungan ini karena carok merupakan tindakan yang dianggap negatif dan kriminal dan ilegal. Ini adalah bagaimana orang Madura dalam mempertahankan harga diri dan “keluar” dari masalah yang rumit.

Biasanya, “carok” adalah cara terakhir oleh masyarakat Madura dalam memecahkan masalah. Carok biasanya terjadi ketika masalah datang yang menyangkut kehormatan / kebanggaan bagi orang-orang Madura (sebagian besar disebabkan ketidaksetiaan dan martabat / kehormatan keluarga)

Banyak yang menganggap carok adalah tindakan keji dan bertentangan dengan ajaran agama meskipun orang Madura sendiri kental dengan agama Islam secara umum, namun, secara individu, banyak yang masih memegang tradisi carok.

Kata carok sendiri berasal dari bahasa Madura yang berarti ‘bertarung dengan kehormatan’.

Demikian penjelasan tentang Budaya Carok Di Pulau Madura

On the island of Madura Carok culture - is a tradition Carok murder for any reason related to self-esteem and then followed by inter-group or inter-clan use a weapon (usually sickles).

There are no formal rules in this fight because carok an act that is considered negative and the criminal and illegal. This is how the Madurese in maintaining self-esteem and "out" of the problem.

Typically, the "duel" is a last resort by the Madurese community in solving the problem. Carok usually occurs when a problem comes regarding honor / pride for Madurese (mainly due to infidelity and dignity / honor of the family)

Many consider carok is abominable act and contrary to the teachings of religion even if the Madura itself steeped in Islamic religion in general, but, individually, many of which still holds the tradition carok.

Carok word itself comes from Madura, which means 'fighting with honor'.

Thus the explanation of the Cultural Carok On the island of Madura

Nasi Bebek Pedas Paterongan
Tempatnya agak jauh, tapi juga tidak mengurangi banyak pengunjung untuk datang ke tempat ini. Letaknya di desa Paterongan Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan. Kurang lebih 20 KM setelah pertigaan dari jalan akses Suramadu yang menuju ke arah Sampang – Pamekasan (kearah timur). Kecamatan pertama setelah Suramadu pada arah Sampang – Pamekasan adalah Kecamatan Tanah Merah, dan kemudian Kecamatan Galis. Setelah keluar dari pasar Galis, dan jalan mulai menanjak, kurang lebih 20 KM setelah pertigaan Suramadu tersebut, ada warung disebelah kiri dengan kusen-kusen berwarna hijau dan tertulis Nasi Bebek Pedas.
Menu yang disajikan menu tunggal Nasi Bebek, dan pasti rasanya Pedas. Dibandingkan dengan Sinjay, porsi nasi bebek di Paterongan ini lebih banyak. Biasanya kita mendapatkan 2 potong bebek, dan juga dengan porsi nasi yang sedikit lebih banyak. Tidak ada sambal mangga. Tapi yang pasti, meskipun tidak ada sambal tambahan, bumbu yang ada dalam potongan bebek itu sudah sangat pedas.
Karena letaknya yang cukup jauh dari Suramadu, biasanya pengunjung warung ini adalah orang-orang yang singgah dalam perjalanan menuju ke Sampang, Pamekasan ataupun Sumenep. Walaupun begitu, bagi para food lover, tempat ini tidak akan membuat menyesal untuk dikunjungi.

Spicy Nasi Bebek Paterongan
Place some distance away, but it also does not reduce the many visitors to come to this place. District is located in the village Paterongan Bangkalan Galis. Approximately 20 KM after the junction of the access road leading to the Suramadu Sampang - Pamekasan (towards the east). The first sub-district after Suramadu on the Sampang - Pamekasan the Tanah Merah district, and then sub Galis. Once out of the market Galis, and the road began to climb, about 20 KM Suramadu after the junction, there is a stall on the left with the frames written in green and Spicy Duck Rice.

Menu presented a single menu Nasi Bebek, and certainly it Spicy. Compared with Sinjay, the portion of duck rice in this Paterongan more. Usually we get two pieces of duck, and also the portion of rice with a little more. There is no mango sauce. But definitely, although no additional sauce, seasoning is in the duck pieces already very spicy.

Because the location is quite far from Suramadu, visitors usually these stalls are the ones who stopped on his way to Sampang, Pamekasan or Sumenep. However, for the food lover, this place will not make a sorry place to visit.

Warung Amboina


Warung Amboina
(Sayang nih, waktu ngambil gambar, Warungnya lagi tutup)
Sebelum ada Bebek Sinjay, dan jauh hari sebelum ada Suramadu, Warung Amboina sangat kesohor di Bangkalan. Warung ini terletak di pusat kota Bangkalan, bersebelahan dengan Masjid Agung Bangkalan. Sangat mudah untuk mencarinya, hanya menuju pusat kota Bangkalan, ke arah Masjid Agung Bangkalan, dan kurang lebih 20 M ke utara dari Masjid Agung Bangkalan, disitulah tempatnya.
Saya mengenalnya sejak waktu SD, hampir 30 tahun yang silam, dan Warung Amboina sangatlah konsisten. Warungnya sama sekali tidak ada perubahan, kursi jadul, meja-meja yang juga jadul, kasir dan dan bagian pesan yang sama orangnya (saya heran juga, perasaan wajahnya dari dulu juga ya udah kayak gitu!, hehehe), juga menunya. Rasanyapun sama sekali tidak berubah, nyaman onggu, alias maknyus, hehehe..
Menu andalan Amboina adalah Nasi Petis, atau nasi Campur. Kemudian ada menu lain yaitu Soto Madura dan Rawon. Semua masakan serba daging, tidak ada selembarpun sayuran, hehehe.
Saya biasanya pesan menu andalannya, Nasi Petis. Gak tahu kenapa dinamakan nasi petis, mungkin ada unsur petis yang dimasukkan dalam bumbunya. Daging yang dibumbu kayak opor, terus kemudian ada jerohan limpa atau hati, dan telor. Masing-masing ada kuah bumbunya, hampir sama seperti masakan Padang yang memadukan banyak kuah bumbu.
Kalau Soto Maduranya, lebih ngeri lagi, full jerohan dan lemak. Bagi penggila jerohan, disinilah tempatnya, tapi bagi yang menghindari makanan kolesterol, Rumah Makan ini lebih baik dijauhi, hehehe.
Oya, sama seperti di Sinjay, begitu datang kita langsung pesan kepada seorang pria berpeci, kemudian dia menuliskannya dengan kapur di meja depannya, sambil berteriak kepada bagian dapur menyampaikan pesanan kita. Setelah pesanan datang, kita makan dan baru bayar, ke pria berpeci tadi. So unique and traditional.
Harga perporsi untuk Nasi Petis, Soto maupun Rawon sama, yaitu Rp. 12.000,- (mudah-mudahan belum naik!), kalau masalah rasa, saya jamin deh!


Amboina stalls
(Love ya, when ngambil images, close the stall again)

Before there Sinjay Duck, and well before there Suramadu, Public Amboina very famous in Bangkalan. This shop is located in downtown Bangkalan, adjacent to the Great Mosque Bangkalan. It's easy to find, only to downtown Bangkalan, in the direction of the Grand Mosque Bangkalan, and about 20 M to the north of the Great Mosque of Bangkalan, that is where his place.

I knew him since elementary school time, almost 30 years ago, and Public Amboina is consistent. Stall there is absolutely no change, old school chairs, tables are also old school, and the cashier and the person the same message (I wonder, too, feeling his face from the first well it already like that!, Hehehe), also the menu. Rasanyapun not changed at all, comfortable onggu, alias maknyus, hehehe ..
The mainstay of Amboina is Petis rice, or rice mix. Then there is another menu that is Soto Madura and Rawon. All-round cooking meat, no vegetables selembarpun, hehehe.

I usually flagship messaging menu, Rice Petis. Do not know why so-called rice paste, there may be elements included in the marinade paste. Dibumbu meat like opportunistic, continue then there jerohan spleen or liver, and eggs. Each has different marinade sauce, almost like Padang cuisine that combines many spices gravy.

If Soto Maduranya, more horror again, full bowel and fat. For jerohan enthusiast, this is the place, but for those who avoid cholesterol food, Eating is better avoided, hehehe.

Anyway, just like in Sinjay, so we came straight to a man berpeci message, then he wrote with chalk on the table before him, crying out to the kitchen delivered our orders. Once the order comes, we eat and the new pay, the man berpeci earlier. So unique and traditional.

Perporsi prices for rice Petis, Soto and Rawon same, namely Rp. 12.000, - (hopefully not go up!), If the problem feeling, I assure you deh


Rumah Makan Tera’ Bulan


     
Rumah Makan Tera’ Bulan
Rumah Makan ini termasuk baru, belum genap 2 tahun usianya. Tera’ Bulan adalah bahasa Madura yang berarti ‘bulan purnama’. Arah menuju Rumah Makan ini sama seperti menuju ke Sinjay, dan hanya berjarak kurang dari 1 KM sebelum Warung Nasi Bebek Sinjay. Terletak disebelah kanan, dan dibagian depan tertulis ‘Rumah Makan Tera’ Bulan, Masakan Indonesia dan Khas Madura’. Lokasi persisnya, beralamat di Jl Raya Ketengan No 69 Bangkalan, kalau mau reservasi dulu bisa di 031-3090095.
Pertama datang ke rumah ini, sebenarnya saya coba-coba aja, karena ada RM baru waktu itu, apa salahnya trial, eh ternyata ketagihan, dan sering datang ke Tera’ Bulan kalau pas dinas dan berada di area Bangkalan, apalagi setelah sempat ngobrol dengan pemiliknya, Bp Gunawan seorang Mualaf keturunan Tionghoa, yang ternyata merupakan kakak kelas saya alumni SMA Negeri 1 Bangkalan.
Pada waktu ngobrol dengan Bp Gunawan, beliau banyak menceritakan ‘rahasia dapur’nya. Resepnya bener-bener asli turun temurun dari Madura, karena beliau sudah sangat lama tinggal di Madura. Beberapa makanan yang khas Madura diantaranya adalah Bebek Bengal, Soto Madura (terus terang, Soto-nya benar-benar beda dengan Soto Madura yang pasaran, tidak terlalu berlemak dan kaya bumbu) juga Topa’ Ladha.
Mengenai Topa’ Ladha saya teringat masakan ibu saya. Topa’ Ladha jelasgenuine masakan Madura. Topa’ artinya ketupat dan ladha, nah ini saya gak tahu artinya karena ladha tidak berarti lada, sebab tidak ada sama sekali unsur lada dalam masakan itu. Topa’ Ladha biasanya dimasak pada hari-hari besar seperti lebaran dan Idul Adha. Ada ketupat, terus ada kuah yang mirip rawon tapi berwarna coklat, ada sayur kacang panjang, dan irisan daging seperti empal. Ditaburin juga dengan parutan kelapa dan jagung (?), mirip-mirip srundeng. Rasanya mantap, dan cocok buat sarapan ataupun makan siang.
Menu lainnya kalau saya lihat bukan asli Madura, seperti Sop Gurami, Sate Gurami, Nasi Goreng dan lainnya.
Dari segi tempat, Rumah Makan ini sangat nyaman karena ber-AC, dan juga ada smoking room. Saya biasanya suka berlama-lama di ruangan sebelahnya yang tempat duduknya berupa sofa-sofa panjang dan lebih privacy. Musholla dan toiletnya juga bersih. Enak dan nyaman untuk disinggahi. Buat tempat makan, ada acara ataupun cuman pengin rendezvous, Tera’ Bulan patut dipertimbangkan.

Eating Tera 'Month
Eat This includes new homes, not even 2 years old. Tera 'Month is the Madurese language which means' full moon'. Directions to the Restaurant is like heading into Sinjay, and only less than 1 KM before Warung Nasi Bebek Sinjay. Located on the right, and the front says' Eating Tera 'Month, and the typical cuisine Indonesia Madura'. The exact location, address at Jl Raya No. 69 ketengan Bangkalan, if you want to be in the first reservation 031-3090095.
First came to this house, I actually try aja, because there is a new RM's time, what's wrong with a trial, eh was addicted, and often come to the Tera 'Month if fitting services and is in the area Bangkalan, especially after a chat with the owner , Mr. Gunawan a new convert Chinese descent, who was a brother of my class alumni of SMA 1 Bangkalan.

At the time chatting with Mr. Gunawan, told him a lot of 'secret dapur'nya. The original recipe was really handed down from Madura, because he has a very long stay in Madura. Some typical foods include duck Bengal Madura, Soto Madura (frankly, Soto was totally different from the market Soto Madura, not too fatty and rich flavor) also Topa 'Ladha.
About Topa 'Ladha I remembered my mother's cooking. Topa 'Ladha jelasgenuine Madura cuisine. Topa 'means diamond and Ladha, nah, I do not know that is because it does not mean pepper Ladha, because there is absolutely no element of pepper in cooking it. Topa 'Ladha is usually cooked on days such as Eid and Eid al-Adha. There is a rhombus, continues to exist a similar sauce rawon but brown, there are vegetable beans, and sliced ​​meats such as empal. Ditaburin also with grated coconut and corn (?), Something like srundeng. It feels solid, and perfect for breakfast or lunch.
Other menu instead of the original when I see Madura, like Sop carp, carp Sate, Fried Rice and others.

In terms of place, Eating is very convenient because the air-conditioned, and there is also a smoking room. I usually like to linger in the room next to the seat of the long sofas and more privacy. Prayer room and the toilets were clean. Nice and comfortable to be visited. Create a place to eat, there are events or cuman pengin rendezvous, Tera 'Month is worthy of consideration.

Wisata KULINER









Bangkalan merupakan kota yang terletak di bagian paling barat pulau Madura. Jembatan Suramadu sisi Madura terletak di Kabupaten Bangkalan, tak heran jika setelah peresmian Jembatan Suramadu, daerah sekitarnya menjadi ramai karena menjadi objek wisata dadakan.
Banyak kemudian bermunculan warung dan restaurant, tetapi seperti saya tulis pada bagian awal, blog ini hanya menampilkan Rumah Makan yang menyajikan makanan khas Madura. Only authentic cuisine shows in this Blog, the others, get out!!! Hehehehe…
     
Warung Nasi Bebek Sinjay
Lokasinya strategis dan sangat mudah dijangkau. Setelah Suramadu, kita melintasi jalan akses Suramadu kurang lebih sepanjang 11 KM, dan kemudian ada simpang tiga, dimana ke arah kiri menuju Bangkalan, dan ke kanan menuju Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Dari simpang tiga tersebut, kurang lebih berjarak 4 KM yang menuju arah Bangkalan. Ada tulisan besar ‘Warung Special Nasi Bebek Sinjay’, dan hanpir dipastikan banyak mobil dan motor yang parkir didepannya karena memang selalu ramai pengunjung. Tepatnya, Sinjay ada di Jl Raya Ketengan no 45 Telpon 031-3099574 Bangkalan.
Hanya satu menu ‘Nasi Bebek’, kalaupun ada pilihan mau ‘bebek’ atau ‘jerohan’-nya saja. Harganya relatif, tidak terlalu murah ataupun mahal, Rp. 12.000,- per porsi. Rasanya emang special (saya hanya mengenal enak dan sangat enak, nih kategori special berarti lumayan tinggi ratingnya, hehehe). Daging bebeknya empuk, nasinya tuh pulen dan yang paling utama dan khas adalah sambelnya, sambel mangga!! Sambel mangga emang khas Madura, sederhana aja bikinnya: cabe, garam dan mangga.
Oya, kalau pengin makan di Sinjay, jangan langsung duduk manis menunggu pelayan datang sambil bawa menu dan menanyakan apa pesanannya. Di Sinjay, pesan dulu, kemudian langsung bayar, diberi nomer dan tunggu sampai pesanannya datang sesuai nomer. Dan seperti umumnya tempat tradisional, pada waktu pesan, kita menyemut sambil ngomongin apa pesanan kita, tidak ada antrian berbaris yang tertib, jadi lebih kenceng berteriak lebih cepat dilayani, hehehe, kalau perlu bawa megaphone, hahaha…
Warung Nasi Bebek Sinjay menjadi ikon wisata kuliner baru di Madura, selalu ramai dikunjungi. Buka waktu siang, dan sekitar jam 3 sore sering sudah habis. Konon, di Sinjay sehari antara 300 – 500 ekor bebek meregang nyawa untuk disajikan bagi pengunjungnya, hhmmmmm, kebayang deh berapa omsetnya tiap hari, hehehe…
Bangkalan is a city located in the westernmost island of Madura. The longest bridge is located in Bangkalan Madura, I wonder if after the inauguration of the Suramadu bridge, the surrounding area became crowded because of a sudden attraction.
Many shops and restaurants popping up later, but as I wrote at the beginning, this blog only shows Restaurant that serves Madura. Only authentic cuisine shows in this Blog, the others, get out! Hehehehe ...
     
Warung Nasi Bebek Sinjay
Strategic location and very easy to reach. After Suramadu, we crossed the access road along the Suramadu approximately 11 KM, and then there are three intersections, where to the left toward Bangkalan, and right onto Sampang, Pamekasan and Sumenep. From the intersection of these three, more or less within 4 KM of Bangkalan direction. There is a big writing 'Warung Nasi Bebek Sinjay Special', and hanpir certainly a lot of cars and motorcycles are parked in front because it's always crowded. Strictly speaking, there Sinjay on Jl Raya No. 45 Number 031-3099574 ketengan Bangkalan.
Only one menu 'Nasi Bebek', even if there is an option like 'duck' or 'jerohan' its course. The price is relative, not too cheap or expensive, Rp. 12.000, - per serving. Emang special taste (I only know the good and very good, ya special category means a fairly high rating, hehehe). Tender duck meat, rice fluffier and tuh most important and distinctive is sambelnya, mango sauce! Emang mango sauce typical of Madura, simple bikinnya wrote: chili, salt and mango.
Anyway, if pengin Sinjay eat, do not sit back waiting for the waiter came with menus and asked what brought her order. In Sinjay, the message first, then immediately pay, given a number and wait until the order comes in accordance numbers. And like most traditional places, at the time of the message, we menyemut while talking about what we order, there is no orderly queues lined up, so much faster shouting kenceng served, hehehe, if necessary, take megaphone, hahaha ...
Warung Nasi Bebek Sinjay into new culinary icon in the Madura, are always crowded. Open during the day, and about 3 pm are gone. That said, in Sinjay day between 300-500 ducks dying to be presented to the visitors, hhmmmmm, imagine how much turnover deh every day, hehehe ...












Tentang Bangkalan


Tentang Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Bangkalan, adalah salah satu kabupaten yang terletak di pulau Madura. Bangkalan merupakan pintu gerbang saat ingin memasuki Madura dan yang berbatasan langsung dengan Surabaya.
Kabupaten dengan 18 kecamatan ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Sampang di timur dan Selat Madura di selatan dan barat.
Pelabuhan Kamal merupakan pelabuhan utama Madura dari Jawa, dimana terdapat layanan kapal ferry yang menghubungkan Madura dengan Surabaya di Pelabuhan Ujung Tanjung Perak. Saat ini pula telah dibangun Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang saat ini menjadi jembatan terpanjang dan terbesar di Indonesia. Bangkalan merupakan salah satu kawasan perkembangan Surabaya serta tercakup dalam lingkup Gerbangkertosusila.
Seperti daerah lain di Madura, Bangkalan juga memiliki beberapa obyek wisata yang berpotensi untuk dikunjungi, dan sebagian besar merupakan pantai dan perbukitan.
About Bangkalan

Bangkalan, is one of the counties located on the island of Madura. Bangkalan is now looking to enter the gates of Madura and directly adjacent to Surabaya.

Districts with 18 district is bordered by Java Sea to the north, Sampang district in the east and the Strait of Madura in the south and west.

Kamal is the main harbor port of Java, Madura, where there is a ferry service that connects Madura and Surabaya in the Port of Tanjung Perak end. Currently also been constructed bridge Suramadu (Surabaya-Madura) that is currently the longest and largest bridge in Indonesia. Bangkalan is one of the development of Surabaya as well as within the scope of Gerbangkertosusila.

Like other areas in Madura, Bangkalan also has some potential attractions to visit, and most of the beaches and hills.


Hotel dan Restaurant Bangkalan


HOTEL
1. Ningrat
KH. Moh Cholil Street 113, Phone. 031-3095388, 3095507
2. PKPN Motel
Panglima Sudirman street 112 A, Phone. 031-3095109, 3098796
RESTAURANT
1. Sri Rejeki restaurant
KH. Moh. Yasin street Bangkalan,
Phone. 031-3095214
2. Oentoeng restaurant
Sukarno – Hatta street Bangkalan,
Phone. 031-3090835
3. Café Italiano
KH. Lemah Duwur street Bangkalan
Phone. 031-3094566
4. Café Donald
KH. Moh. Cholil street Bangkalan
Phone. 031-3095734
5. Zamzam restaurant
Trunojoyo street 14 Bangkalan,
Phone. 031-3096781
TRAVEL TOURISM
1. Fian Travel

Trunojoyo street Kamal, Bangkalan
Phone. 031-3011431


HOTEL
1. Ningrat
KH. Moh Cholil Street 113, Phone. 031-3095388, 3095507
2. PKPN Motel
Panglima Sudirman street 112 A, Phone. 031-3095109, 3098796
RESTAURANT
1. Sri Rejeki restaurant
KH. Moh. Yasin street Bangkalan,
Phone. 031-3095214
2. Oentoeng restaurant
Sukarno – Hatta street Bangkalan,
Phone. 031-3090835
3. Café Italiano
KH. Lemah Duwur street Bangkalan
Phone. 031-3094566
4. Café Donald
KH. Moh. Cholil street Bangkalan
Phone. 031-3095734
5. Zamzam restaurant
Trunojoyo street 14 Bangkalan,

Pantai Sambilangan



Di obyek wisata Pantai Sembilangan, terdapat mercusuar yang sudah tidak aktif lagi sekarang. Terletak di desa Ujung Piring, kecamatan Socah, mercusuar ini di bangun pada tahun 1879 oleh Belanda dengan ketinggian 78 M dan di resmikan oleh Z.W. Williem III.
Layaknya mercusuar pada umumnya, mercusuar Sembilangan berfungsi sebagai navigasi bagi kapal-kapal Belanda yang waktu itu hendak masuk dari Laut Jawa ke Selat Madura dan bersandar di pelabuhan Tanjung Perak.
Arsitektur utama dari mercusuar ini terbuat dari lempeng besi yang dibuat melingkar dan saling merekat satu sama lain. Yang mana di bagaian tengah dari mercusuar ini terdapat lubang vertical dengan diameter kurang lebih 1.5 m sampai 2 m yang digunakan untuk menaikkan barang dari bawah.
Mercusuar ini memilikii 17 lantai bangunan, dengan jarak jangkau lampu sekitar 20 mil. Sedangkan luas lahan keseluruhan mersucuar Sembilangan sekitar 1hektar. Demi keamanan, bangunan ini dijaga oleh 3 navigator. Mereka tinggal di sebuah bangunan yang dibangun di area mercusuar.
In Sembilangan Coast attractions, there is a lighthouse that is no longer active today. The end plate is located in the village, district Socah, this lighthouse was built in 1879 by the Dutch with a height of 78 M and inaugurated by ZW Willem III.
Like a lighthouse in general, serves as a navigational beacon Sembilangan for Dutch ships, who was about to go from the Java Sea to the Strait of Madura and leaning at the port of Tanjung Perak.
The main architecture of the lighthouse is made of iron plates made ​​a circle and glue each one another. Which in this part of the center of the lighthouse, there are vertical holes with a diameter of approximately 1.5 m to 2 m are used to raise the goods from the bottom.
This lighthouse memilikii 17-story building, with a range of light about 20 miles. While the total land area of about 1hektar mersucuar Sembilangan. For security reasons, the building is guarded by 3 navigator. They lived in a building constructed in the lighthouse area.

Jenis Kesenian Bangkalan


Bangkalan memiliki berbagai seni dan upacara tradisional sebagai potensi pariwisata yang layak untuk dipertunjukkan, seperti: 
- Tari Moang Sangkal 
- Tari Topeng Angklung
- Tari Rokat
- Tari Keraban 
- Tari Nelayan
- Tari Andongan 
- Tari Blandaran 
- Tari Tera 'Bulan 
- Tari Sholawat Nabi 
- Tari Nyello 'Aeng 
- Tari Reng Majangan
- Kesenian Hadrah Jidor
- Salaban (Sandur Madura)

Pantai Rongkang




Pantai rongkang merupakan salah satu tempat wisata di Bangkalan, terletak di desa Kwanyar, di kecamatan yang sama, sangat mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum.
Lokasi pantai yang masih alami, dengan pepohonan dan bebatuan di sekitar pantai membuat obyek wisata ini mejadi lokasi yang sering dikunjungi, tapi juga masih belum terlalu ramai sehingga cocok untuk dijadikan obyek wisata yang tenang dan nyaman.
Rongkang beach is one of the resorts in Bangkalan, located in the village Kwanyar, in the same district, it is very easy to reach by private car or public transport.
Location of unspoiled beach, with trees and rocks around the beach makes this tourism form the locations that are frequented, but still not too crowded, making it suitable to be a tourist attraction that is quiet and comfortable.

Kebudayaan Karapan Sapi



Karapan Sapi adalah acara khas masyarakat Madura yang di gelar setiap tahun pada bulan Agustus atau September, dan akan di lombakan lagi pada final di akhir bulan September atau October. Pada Karapan Sapi ini, terdapat seorang joki dan 2 ekor sapi yang di paksa untuk berlari sekencang mungkin sampai garis finis. Joki tersebut berdiri menarik semacam kereta kayu dan mengendalikan gerak lari sapi. Panjang lintasan pacu kurang lebih 100 meter dan berlangsung dalam kurun waktu 10 detik sampai 1 menit.
Selain di perlombakan, karapan sapi juga merupakan ajang pesta rakyat dan tradisi yang prestis dan bisa mengangkat status sosial seseorang. Bagi mereka yang ingin mengikuti perlombaan karapan sapi, harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk melatih dan merawat sapi-sapi yang akan bertanding sebelumnya. Untuk membentuk tubuh sepasang sapi yang akan ikut karapan agar sehat dan kuat, dibutuhkan biaya hingga Rp4 juta per pasang sapi untuk makanan maupun pemeliharaan lainnya. Sapi karapan diberikan aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terlebih-lebih menjelang diadu di arena karapan.
Bagi masyarakat Madura, Kerapan dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau. Untuk saat ini, selain sebagai ajang yang membanggakan, kerapan sapi juga memiliki peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi, yaitu sebagai kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan; peran magis religious; misal adanya perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya mantra-mantra tertentu yang digunakan sebagai kepercayaan untuk menang. Karena, terdapat seorang dukun yang akan mengusahakannya. Pada setiap tim pasti memiliki seorang dukun sebagai tim ahli untuk memenangkan perlombaan.
Prosesi awal dari karapan sapi ini adalah dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura, yaitu Saronen. Babak pertama adalah penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah penentuan juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara kelompok menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok menang Karapan Sapi merupakan agenda wajib yang akan selalu ramai didatangi, baik oleh turis lokal maupun internasional. Adanya anemo masyarakat akan upacara ini sangat besar dan bisa menjadi bukti akan kayanya kebudayaan di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.

Karapan Cow is a distinctive event in the title of the Madurese community every year in August or September, and will in lombakan again in the final at the end of September or October. Cows on Karapan this, there is a jockey and two head of cattle are being forced to run as fast as possible to the finish line. The jockey pulled up a sort of wooden train and control the motion of running cattle. Racetrack length of approximately 100 meters and takes place within 10 seconds to 1 minute.
In addition to the perlombakan, karapan cow is also a festival event and tradition that can raise the prestige and social status. For those who want to follow the race karapan cattle, have to spend quite a bit to train and care for the cows that will be contested before. To form the body of a cow that will come karapan to be healthy and strong, will cost up to Rp 4 million per pairs of cattle for food and other maintenance. Karapan cows given various herbs and dozens of eggs per day, let alone competed in the arena before karapan.
For the people of Madura, Kerapan executed after a successful reaping the harvest of rice or tobacco. For now, other than as a venue that boasts, kerapan cows also have a role in various fields. For example in economics, namely as an opportunity for people to sell; the role of religious magic; example of certain calculations for the owner of the cow before the match and the presence of certain spells that are used as the confidence to win. Because, there is a shaman who will work on that. On each team must have a shaman as an expert team to win the race.
Karapan procession beginning of this cow is a cow couples paraded around the track with gamelan accompaniment of Madura, which is Saronen. The first round is the determination of the winning and losing groups. The second half is the determination of the defeated champion, was the third round is the determination to win the championship. President of the trophy given to winners only win the Cow Karapan a mandatory agenda that will always crowded visited by both local and international tourists. Anemo the ceremony there will be very large and could be evidence of a wealth of culture in Indonesia, especially in East Java.

Bukit Geger



Bukit Geger, terletak kurang lebih 30 km arah tenggara kota Bangkalan, tepatnya berada di desa Geger, kecamatan Geger.
Bukit yang hijau dan tenang ini berada di ketinggian sekitar 150-200 M dari permukaan laut. Obyek wisata bukit Geger ini banyak dikunjungi wisatawan yang datang ke Bangkalan, selain sebagai bumi perkemahan juga biasa digunakan sebagai tempat pendakian.
Disekitar bukit, terdapat lokasi-lokasi lainnya yang bisa dikunjungi seperti, hutan akasia, hutan mahoni dan hutan jati seluas 42 hektar. Terdapat pula, Lembah Palenggiyan dengan keindahan danau dan jajaran sawahnya yang hijau dan mempesona.
Bukit ini juga memiliki 5 goa legendaris dan bersejarah, dengan nama-nama dalam bahasa Madura yaitu: Goa Petapan (gua untuk bersemedi), Goa Potre (gua putri), Goa Planangan (gua laki-laki), Goa Pancong Pote (gua pancung putih), dan Goa Olar (gua Ular).
Konon, Bukit Geger menjadi tempat manusia pertama yang menginjakkan kaki di bumi Madura, yaitu Patih Pranggulan dari Kerajaan Medang. Menurut sejarahnya, beliau adalah orang pertama yang mendarat di Planggirân (tumpukan batu karang) di bukit Geger
Geger hill, located about 30 km south east of Bangkalan, Geger precisely located in the village, district Geger.
A green and quiet hill is located at an altitude of about 150-200 M from the sea surface. Geger hill is a tourist attraction visited by many tourists who come to Bangkalan, as well as the campsite is also commonly used as a place to climb.
Around the hill, there are other locations that can be visited such as, acacia forests, forests of mahogany and teak forests covering an area of ​​42 hectares. There is also, Palenggiyan Valley with beautiful lakes and green fields line and fascinating.
This hill also has 5 cave legendary and historic, with the names in the language of Madura is: Petapan Goa (cave to meditate), Goa Potre (cave daughter), Goa Planangan (cave man), Goa Pancong Pote (cave white train ), and Goa Olar (cave snake).
That said, Hill Geger into place the first human to set foot on earth Madura, which is Patih Medang Pranggulan of the Kingdom. Historically, he was the first to land on Planggirân (rock piles) on the hill Geger

Makam Aer Mata Ratu IBU


Makam Aer Mata merupakan komplek makam raja yang berada di utara kabupaten Bangkalan. Makam ini merupakan makam raja-raja yang memerintah jauh sebelum Indonesia membentuk negara kesatuan.
Komplek situs sejarah yang terletak sekitar 30 Km dari arah kota, atau kurang lebih 30 menit perjalanan darat tersebut menyimpan banyak fakta dan cerita sejarah, termasuk peninggalan berupa makam Islam kuno, yang disertai dengan arsitektur budaya Hindu-Budha yang telah ada dan berkembang sebelumnya.
Aer Mata, dalam bahasa Madura berarti Air Mata. pemakaman ini berasal dari kisah Pangeran Cakraningrat I (Raden Praseno), yang memerintah Pulau Madura dalam kurun waktu sekitar tahun 1624-1648. Saat menjalani masa pemerintahan tersebut, Cakraningrat I mempunyai seorang permaisuri yang konon sangat cantik jelita, dengan nama Syarifah Ambami yang dikemudian hari dikenal dengan sebutan Ratu Ibu.
Saat sang pangeran menjalani masa pertapaan, Ratu Ibu terlihat bersedih dan terus menerus menangis. Bahkan, dalam cerita dari warga sekitar, air mata yang keluar sampai membanjiri tempat pertapaan beliau. Itu terjadi hingga beliau wafat dan dikebumikan di tempat pertapaannya.
Sampai sekarang tempat pertapaan tersebut, menjadi situs bersejarah yang oleh warga sekitar dinamakan Makam Aer Mata Ratu Ibu, terletak di Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan.
Aer Mata is the tomb of the king's tomb complex in the northern districts Bangkalan. This tomb is the tomb of the kings who reigned long before Indonesia form a unitary state.
Complex historical site, located about 30 Km from the city, or approximately 30 minutes journey by road is saving a lot of historical facts and stories, including a relic of an ancient Muslim cemetery, which is accompanied by the architecture of the Hindu-Buddhist culture that has existed and developed earlier.
Aer Mata, in the language of Madura means of Tears. This burial came from the story of Prince Cakraningrat I (Raden Praseno), who ruled the island of Madura in the period around the year 1624-1648. When the reign of the undergo, Cakraningrat I have an empress who reputedly very beautiful, with the name Syarifah Ambami who were later known as the Queen Mother.
When the prince had the hermitage, the Queen Mother looks sad and crying constantly. In fact, the stories from people around, the tears that came out to flood the place for meditating. It happened until he died and was buried in the hermitage.
Until now the hermitage, a historic site by local people called the Tomb of Queen Mother Aer Mata, located in the village Buduran, District Arosbaya, Bangkalan.